Tears from Heaven
30 Juni - 11 Agustus 2024
RINGKASAN
30 Juni - 11 Agustus 2024
Dikurasi oleh Asmudjo J. Irianto
Judul pameran ini, Tears from Heaven seturut judul karya instalasi Pramuhendra, berupa patung Pieta—Bunda Maria memangku jasad Yesus—diguyur air hujan, ibarat air mata yang turun dari surga. Nuansa gelap terang, tetes air hujan pada permukaan patung dan iringan musik memancarkan resonansi transendental—namun juga rasa trenyuh. Pada karya instalasi lainnya, Calvary, tampak tumpukan balok-balok besar gosong dengan ceceran arang, seperti runtukan salib terbakar. Kedua karya ini menohok sensori dan persepsi pemirsa, membangkitkan melankoli dan emosi spiritual. Tumpahan air mata dari surga dan reruntukan balok salib menjurus pada refleksi keprihatinan mengenai kondisi manusia dan dunia yang tak kunjung menjadi baik. Bukankah ajaran agama apapun mengajarkan kebaikan? Sebab itu, dalam seni rupa kontemporer Barat banyak seniman skeptis dan mencela agama secara terbuka. Sering diutarakan ihwal keagamaan hanya muncul dalam seni rupa kontemporer Barat, jika tujuannya mencemooh. Namun, Pramuhendra berbeda, dia tetap menunjukkan keyakinannya pada kekuatan agama sebagai petunjuk hidup.
Karya-karya lukisan/gambar Pramuhendra seluruhnya menampilkan sosok-sosok perempuan, merupakan pengejawantahan sosok Bunda Maria, dalam konteks masa kini, para perempuan modern. Hanya menampilkan perempuan, sepertinya mengandung kritik pada kekuasaan patriarki dalam agama-agama besar. Ciri rupa karya-karya lukisan/gambar Pramuhendra sebangun dengan Tears from Heaven, pada nuansa hitam-putih, gelap-terang dan sublimitasnya. Ceceran arang pada karya Calvary adalah aspek primordial karya-karya lukisan/gambar Pramuhendra. Arang adalah zat utama, hasil pemurnian setelah proses pembakaran—sebagaimana mitos burung phoenix—yang bangkit kembali melalui kanvas Pramuhendra, berupa sosok-sosok perempuan.