Timoteus Anggawan Kusno
Biografi
Lahir di Yogyakarta, 1989
Timoteus Anggawan Kusno adalah seniman yang menggubah dan menyajikan karya-karyanya dalam berbagai medium, termasuk instalasi, gambar, gambar bergerak, dan proyek-proyek institusional. Ia menyajikan narasi yang membentang dalam liminalitas fiksi dan sejarah, imajinasi dan ingatan. Kusno mengajukan pertanyaan tentang kolonialitas kekuasaan dan apa yang masih belum terlihat. Ia sering menggunakan pendekatan (meta)fiksi untuk mencerminkan peran medium dalam naratologi. Ia secara refleksif dan kritis meneliti signifikansi halus dari struktur penyuntingan dan produksi. Dengan metode ini, ia mempertanyakan "pembuatan sejarah" dan hubungan yang diwujudkannya dengan kekuasaan, ideologi, dan "ketidaktahuan."
Ia pernah memamerkan karyanya di kancah internasional di sejumlah lembaga budaya dan biennale, termasuk National Museum of Modern and Contemporary Art (MMCA) Seoul, Mumbai City Museum, India, Museum of Contemporary Art (MoCA) Taipei, Center for Fine Art Brussels, Belgia, Biennale Jogja XIV Equator #4: Indonesia-Brazil, dan 13th Gwangju Biennale, Korea Selatan, dan masih banyak lagi. Karya-karyanya juga menjadi bagian dari koleksi museum di MMCA Seoul, Korea, dan MoCA Taipei, Taiwan. Pada tahun 2021, Kusno mendapat penghargaan Video Production Award dari Han Nefkens Foundation – Loop Barcelona, bekerja sama dengan Fundació Joan Miró, Barcelona; Inside-Out Art Museum, Beijing; MoCA Taipei; ILHAM Gallery, Kuala Lumpur; Centre d'Art Contemporain, Genève, dan Art Hub Copenhagen. Pada tahun 2022, ia dikomisikan oleh Rijksmuseum, Amsterdam, untuk bekerja sama dengan pameran “Revolusi!” Selain berkarya seni, sejak 2013, ia juga mengembangkan Centre for Tanah Runcuk Studies. Proyek lembaga (fiktif) ini melakukan studi eksperimental di wilayah (yang hilang) di Hindia Belanda yang disebut Tanah Runcuk, dengan melibatkan sejarawan, etnografer, sesama seniman, kurator, dan penulis.