top of page

Wimo Ambala Bayang

Biografi

SELF POTRET_ALFREDO ESQUILLO JR.jpg

Lahir di Magelang, 1976

Wimo Ambala Bayang adalah seniman dan kurator multidisiplin. Ia lulus dari Jurusan Fotografi di Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Indonesia. Media yang disukainya adalah fotografi, video, objek, teks, dan pertunjukan. Karya-karyanya mencerminkan perspektif unik tentang budaya yang tidak dibuat dengan dalih untuk mengkritik, tetapi untuk membuat kita memikirkan kembali kebiasaan yang tampaknya 'selalu ada'. Sejarah dan fakta, baik yang kecil maupun yang besar, merupakan aspek penting yang harus selalu dipertimbangkan dalam proses kreatifnya. Wimo selalu tertarik untuk menemukan perspektif unik dan tersembunyi dari kehidupan kita sehari-hari, untuk mendorong penonton untuk berpikir ulang dan mempertanyakan semua hal kecil yang terjadi dalam hidup kita. Dengan menggunakan kameranya, ia bermain dengan realitas visual, menggabungkan pandangan visual nyata dan fantasi yang dibayangkan. Wimo juga cenderung membuka lapisan budaya yang berbeda, membawa kita untuk mencapai pemahaman bersama tentang masyarakat kontemporer kita yang heterogen.


Pada tahun 2002, Wimo mendirikan Ruang MES 56, kolektif seniman yang bekerja sama dengan komunitas dan jaringan mereka untuk mengelola rumah sebagai studio, pendidikan, taman bermain, dan tempat tinggal. Komunitas ini berfokus pada pengembangan fotografi dan seni kontemporer yang bersinggungan dengan disiplin ilmu lain dalam pendekatan kritis dan kontekstual.


Selama 10 tahun terakhir, Wimo telah berpartisipasi dalam residensi dan pertukaran seniman internasional di Tiongkok, Australia, Belanda, Denmark, dan Rumania. Karya terbarunya termasuk menjadi kurator bersama Festival Foto Internasional Jimei X Arles di Xiamen dan berkolaborasi dengan Ruang Mes X Foam di Foam Photo Museum di Amsterdam. Ia mengeksplorasi ide, pendekatan, dan konteks baru yang terkait dengan pengembangan fotografi kontemporer, yang memengaruhi keputusannya untuk menyandingkan fotografi dengan disiplin seni lainnya.


Pada tahun 2021, ia memenangkan penghargaan untuk Film Dokumenter Panjang Indonesia Terbaik 2021 di Festival Film Dokumenter untuk The Enigma of HeDonism, sebuah film dokumenter yang disutradarainya tentang Heri Dono, seniman Indonesia paling terkemuka.

Karya

bottom of page